Dengan berbekal bahasa inggris pas-pasan, kamipun nekad mencari kendaraan yang mau mengantar ke pusat pertokoan Mustaffa. Setelah berjalan beberapa puluh meter, ada sebuah bis yang parkir di pinggir jalan, beruntung ada sopirnya di dalam. Setelah nego Pak Supir mau juga mengantar kami ke pertokoan Mustofa. Ternyata jauh sekali tempatnya dari hotel. Sampai di sana kamipun berpisah dalam rombongan kecil menyusuri blok demi blok sekedar lihat-lihat dan belanja beberapa barang untuk oleh-oleh.
Jalan-jalan di malam hari mempunyai nuansa yang berbeda dari siang hari. Perjalanan dua tahun sebelumnya siang hari di Mustofa, kali ini terasa lain. Bagi yang biasa keluar malam seperti di kota-kota besar di Indonesia mungkin biasa saja. Tapi bagiku ini pengalaman yang luar biasa. Bagaimana kota ini mengatur warganya, lingkungannya, lalu lintas, perniagaan dan itu semua sangat jauh berbeda dengan apa yang kurasakan di tempatku. Ada baiknya kita mencontoh sesuatu yang memang layak untuk ditiru.
Kedisiplinan, barangkali itulah yang jadi kata kunci keberhasilan dan kemakmuran negera berlogo kepala singa itu. Bagaimana yang terlihat di sepanjang jalan protokol maupun jalan-jalan kecil, semua terlihat bersih dan rapi. Rambu-rambu lalulintas, papan petunjuk dan marka jalan terlihat jelas, begitupun aspal jalannya mulus. Angkutan umum tersedia sangat nyaman, dan penumpang juga tertib, mau antri ditempat yang disediakan. Dipakai kebut-kebutan pasti nyaman, makanya F1 mau diadakan juga di jalanan singapura. Sepeda motor kebanyakan matic dengan cc yang besar, modelnya juga keren-keren .
Comments
Post a Comment
Tulis komentar di sini....