Skip to main content

Hari Pertama Saya di MarkPlus by Hermawan Kertajaya

SATU Mei 1990 adalah tanggal bersejarah buat saya. Itulah hari pertama saya tidak menjabat direktur distribusi PT HM Sampoerna. Dan itulah hari pertama saya juga memulai MarkPlus. Tanggal itu juga merupakan hari pertama saya menjadi seorang entrepreneur.

Sehari sebelumnya, saya masih memegang kartu nama keren PT HM Sampoerna. Direktur Distribusi PT HM Sampoerna. Sehari sebelumnya saya masih berkantor di pabrik Sampoerna di Kompleks Surabaya Industrial Estate Rungkut atau sering disebut SIER. Sehari sebelumnya saya masih punya "anak buah" sekitar 1.600 orang di seluruh Indonesia yang terbagi di 54 area. Satu area bisa meliputi dua atau tiga kabupaten. Maklum, jualan rokok kan mesti merata, apalagi Dji Sam Soe yang sudah merakyat.


Pada hari itu, pas satu Mei 1990, saya resmi menggunakan kartu nama MarkPlus Professional Service. Begitu saya menyebutnya, karena waktu itu saya berpikir pokoknya siap melakukan "professional service" apa pun! Karena kantor belum ada, ya berkantor di rumah aja, Taman Prapen Indah C-8 Surabaya.Saya hanya berpikir, waktu itu, bahwa alamat itu memang "kurang profesional" karena tidak di perkantoran, tapi tidak terlalu "kebanting". Waktu itu juga belum ada kompleks perumahan yang keren seperti sekarang: Galaxy, Ciputra, Pakuwon, dan sebagainya. Jadi, Kompleks Prapen yang "indah" sudah cukup lumayan, karena tempatnya bersih dan dihuni banyak eksekutif.

Jadi, paling tidak, biar ada persepsi memang MarkPlus ini perusahaan one man show, tapi didirikan oleh seorang ex top executive dari sebuah perusahaan besar di Surabaya. Karyawannya belum ada. Kenapa?

Pertama, saya memang belum berani menggaji orang. Kalau nggak laku bagaimana? Kedua, ya memang nggak ada yang mau bekerja untuk saya.Sebenarnya, terus terang, sebulan sebelum "resign" dari Sampoerna, saya memang minta tolong kepada anak buah saya yang pintar desain untuk mendesain logo MarkPlus. Maksudnya, supaya begitu keluar dari Sampoerna, saya sudah memegang kartu nama sendiri dengan logo yang lumayan.Kartu nama adalah yang saya pikir lebih dulu, karena takut nggak punya identitas begitu tidak di Sampoerna lagi. Nah, anak buah saya inilah yang saya ajak berdiskusi tentang logo tersebut di luar jam kerja.

Saya, bahkan, bercerita hanya pada dia secara "confidential" tentang rencana saya tentang MarkPlus yang mulai 1 Mei. Ketika itu, dia kelihatan sangat antusias membantu saya untuk mempersiapkan logo, termasuk aplikasinya di kop surat dan amplop. Tapi, akhirnya, saya kecewa berat ketika dia tidak mau jadi karyawan pertama MarkPlus Professional Service!"Maaf Pak, saya nggak berani ambil risiko..." katanya sambil menundukkan muka.Dengan terus terang dia mengaku tidak "sure" sampai kapan MarkPlus bisa bertahan. Padahal, di Sampoerna dia sudah lumayan "mapan" walaupun termasuk karyawan "kelas bawah". Begitulah situasi hari pertama MarkPlus waktu itu.

Ketika saya bangun pagi, terasa agak aneh. Biasanya saya mandi pagi-pagi, takut telat ke kantor karena harus memberi contoh kepada anak buah. Pakai baju seragam Batik Sampoerna sesuai dengan warna yang diwajibkan untuk hari itu.

Di Sampoerna, waktu itu, kami semua diberi tiga macam batik seragam dengan tiga warna. Senin-Kamis, Selasa-Jumat dan Rabu-Sabtu masing-masing satu warna.
Pada 1 Mei itu saya bangun memang agak siangan, tapi agak bingung apa yang akan dilakukan hari itu. Sebab, mendadak sudah tidak perlu pakai batik lagi setelah bertahun-tahun. Kayak ada yang "hilang".

Sehari sebelumnya saya juga sudah mengembalikan mobil dinas Toyota Crown Royal Saloon. Hari itu saya mulai menyetir mobil saya sendiri. Toyota Corolla baru, tapi cicilan...! Semuanya mendadak terasa hilang! Ya, kantor bagus, mobil bagus, anak buah, seragam, bahkan kartu nama keren.

Saya masih ingat, saya hanya punya tabungan lima puluh juta rupiah waktu itu. Dua puluh juta rupiah saya pakai untuk downpayment Toyota Corolla, sisanya yang tiga puluh juta untuk cadangan.Karena belum ada klien yang mau pakai jasa profesional saya pada hari pertama, mau tahu apa yang saya lakukan? Percaya atau tidak, saya menulis artikel Reboan untuk Jawa Pos sebanyak mungkin!
Waktu itu saya memang sudah diajak Pak Dahlan Iskan yang baru membangun Jawa Pos beberapa tahun untuk menulis rutin di Jawa Pos bersama lima orang Surabaya lain. Kebetulan saya memilih Rabu. Penulis lain ada yang memilih hari lain. Itulah cara Pak Dahlan "mengangkat" citra orang Surabaya yang tidak mungkin dapat kolom di media ibu kota. Saya suka Rabu, karena ada di pertengahan pekan.Jadi, sejarah MarkPlus yang segera merayakan

HUT Ke-20 pada 1 Mei 2010 ini memang sangat tidak dipisahkan dari Jawa Pos! Ada semacam hubungan "spiritual". Besok, saya akan bercerita lebih detail tentang hal ini.**

Sumber : Jawapos


Artikel ini ditulis oleh herdhyn dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 04 Pebruari 2010. Artikel bebas untuk didistribusikan ulang untuk keperluan non komersial selama mencantumkan nama penulis dan sumber artikel serta tidak mengubah sebagian atau seluruh isinya.



Comments

Popular posts from this blog

Mencari Bacaan Surah Yasin Dalam Tulisan Latin-Bukan Arab

Ada seorang sahabat melalui YM menanyakan salinan surah Yasin format pdf yang ditulis dengan huruf latin, bukan huruf arab. Karena memang tidak punya, dan saya bilang akan saya carikan di google. Akhirnya ditemukan dengan keyword "innaka laminal " terjemah yasin. Ada salah satu link http://en.wordpress.com/tag/yaasin/ Didalamnya ada tulisan yang memiliki link di http://mariberdoa.wordpress.com/2009/06/17/surat-yaasin/ Bacaan dan artinya adalah sebagai berikut: 1. Yaa Siin 2. Wal Qur’anil hakiim 3. Innaka laminal mursaliin 4. ‘Ala siratim mustaqim 5. Tanzilal ‘azizir rahim 6. Li tunzira qaumam ma unzira aba-uhum fa hum gafilun 7. Laqad haqqal qaulu ala aksarihim fa hum yu’minum 8. Inna Ja’alna fi a naqihm aglalan fa hiya ilal azqani fa hum muqmahum 9. Wa ja ‘alna mim baini aidihim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaina hum fa hum yubsiruun 10. Wa sawa’un alaihim a anzartahum am lam tunzirhum la yu’minin 11. Innama tunziru maittaba az zikra wa khasyiyar-rahmana bi...

Produk Digital Yang Paling Dicari

Saya awalnya berpikir dan bertanya-tanya mengenai produk apa sih yang dijual di dunia maya? Namanya saja dunia maya, mana ada barangnya? Setelah beberapa waktu informasi didapat, baik dari forum maupun milis juga informasi dari dunia cetak maupun elektronik kalau bertanya mengenai barang ... hmmm mungkin lebih cocok tidak disebut sebagai barang tetapi produk. Kalau barang kesannya benda, dan benda itu terlihat dan pasti berbentuk secara fisik. Nah kalau produk... bisa berupa barang yang berwujud dan tidak berwujud. Produk yang tidak berwujud (bukan makluk halus lho...) ini maksudnya misalnya seperti produk informasi, dan ini banyak menjadi jualan para internet marketer . Contohnya misalnya seperti produk yang ditawarkan melalui banner berikut ini : Banner yang pertama mempromosikan sebuah web yang menjual informasi mengenai sistem mencari uang otomatis melalui internet. Merupakan salah satu contoh web yang menjual produk informasi. Tidak ada barang yan berbentuk dan kelihatan secara f...

Grow with Character by Hermawan Kartajaya

Grow with Character Dahlan Iskan, Putera Sampoerna, dan Ciputra: Beda tapi Sama. SAYA sudah menulis tentang tiga "guru" saya itu sebelum mulai MarkPlus Professional Service pada 1 Mei 1990 di Surabaya. Ketiganya sangat berbeda, tapi ketiganya sangat sama. Lihat saja. Dahlan Iskan, bekas wartawan, asal Magetan, lulus IAIN jurusan hukum. Setelah jadi kepala Biro Tempo di Surabaya, dia ditunjuk untuk memimpin Jawa Pos yang waktu itu "hidup susah, mati segan". Setelah membesarkan Jawa Pos Group ke seluruh Indonesia, dia mencoba masuk ke berbagai bisnis lain. Tidak semua bisa sukses sebesar Jawa Pos Group yang di media. Tapi, Pak Dahlan memang ingin menunjukkan kepada orang bahwa dia tidak hanya bisa di bisnis media. Dia selalu menyukai tantangan. Pada waktu ini, banyak orang yang berharap dia berhasil di PLN. Kayak sebuah mission impossible. Itulah Dahlan Iskan. Lalu, Putera Sampoerna memang lahir sebagai anak orang kaya. Dia adalah generasi ketiga keluarga Sampoerna. K...